Perang Israel-Hamas di Jalur Gaza Palestina membawa dampak luar biasa bagi masyarakatnya. Tak terkecuali kondisi ibu dan bayi. Para dokter melaporkan bayi baru lahir dalam kondisi kecil dan sakit-sakitan, ada pula bayi lahir mati, dan perempuan terpaksa menjalani operasi caesar tanpa anestesi yang memadai. Hal itu diungkapkan Dominic Allen, perwakilan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk program tersebut pada Jumat (15/3/2024).
Baca Juga: Berita dalam dan luar negri hari ini
“Saya secara pribadi meninggalkan Gaza minggu ini karena miris terhadap satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza. Terutama pada 180 perempuan yang melahirkan setiap hari,” kata Allen dalam konferensi pers video dari Yerusalem, dikutip dari AFP pada Sabtu (16/3/2024).
“Para dokter melaporkan bahwa mereka tidak lagi melihat bayi berukuran normal,” tutur Allen setelah mengunjungi rumah sakit yang masih menyediakan layanan bersalin di bagian utara Gaza, di mana kebutuhan akan bayi sangat besar. Ia juga mengatakan bahwa petugas medis lebih banyak melihat bayi lahir mati dan lebih banyak kematian neonatal, yang sebagian disebabkan oleh malnutrisi, dehidrasi, dan komplikasi.
Baca Juga: Tentang seputaran misteri laut dan ikan
Dijelaskan bahwa jumlah persalinan yang rumit ini kira-kira dua kali lipat dibandingkan sebelum perang dengan Israel dimulai. Di mana para ibu mengalami stres, ketakutan, kurang makan dan kelelahan. “Kami mendapat laporan mengenai ketersediaan anestesi yang tidak mencukupi untuk operasi caesar, yang sekali lagi tidak terpikirkan,” ungkap dia.
“Para ibu itu harus merangkul anak-anak mereka dan anak-anak itu tidak boleh dibungkus dalam kantong mayat,” imbuhnya. Dijelaskan bahwa Israel membela kebijakan-kebijakannya ketika mereka mengejar tujuan menghancurkan Hamas, dengan mengatakan bahwa PBB harus mengirim lebih banyak bantuan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.
Baca Juga: about hospital
Israel juga menolak laporan-laporan dari PBB dan LSM-LSM bahwa inspeksi Israel yang rumit menghalangi makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Allen mengatakan pihak berwenang Israel telah menolak mengizinkan beberapa pengiriman pasokan UNFPA, seperti peralatan untuk bidan, atau telah menghapus pasokan seperti senter dan panel surya.
“Ini adalah mimpi buruk yang lebih dari sekedar krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis kemanusiaan yang melebihi bencana besar,” tutur dia. Allen juga mengaku sangat sedih dan prihatin ketikan dia melihat langsung kondisi di Jalur Gaza Palestina yang sedang dilanda perang dan krisis kemanusiaan.
Baca Juga: Ramalan angka laut selatan
Setiap orang yang dia temui atau ajak bicara terlihat kurus dan kelaparan. Masyarakat Gaza juga mengalami kelelahan karena perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup.
Di salah satu pos pemeriksaan militer, katanya, dia melihat seorang anak laki-laki yang tampaknya berusia sekitar lima tahun berjalan dengan tangan terangkat tinggi, jelas ketakutan, sementara kakak perempuannya mengikuti di belakang sambil memegang bendera putih.
Baca Juga: Review film terbaru