Cerita misteri pusaka pamit dari Ibu

cerita misteri tentang pusaka pamit dari Ibu.

Jalan di depan SMK desaku kini sudah direnovasi dengan hotmik dan halus, semenjak masuk katagori jalan provinsi. Ardi adalah salah seorang siswa di SMK ini. Ia minta dibelikan motor baru untuk sekolah.

Ia di pagi itu agak tergesa dan memacu motornya kencang. Lewat perempatan jalan kampung ternyata sekonyong-konyong ada penyeberang.

Ia menghindari dan jatuh. Tak bergerak karena ada benturan kepalanya yang keras. Helm-nya retak terkena gorong-gorong.

Ia dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mengatasi lukanya. Dan ternyata harus dirujuk ke rumah sakit besar di kota.

Ia masuk ICU dan menunggu sadarnya. Ayah bundanya sedih sekali. Karena sudah seminggu ini masih belum sadar.

“Berdoalah,Bu!” Seorang sesepuh desaku memberikan penguatan hati.

Tak lama ada sinyal kebaikan. Denyut nadi tampak kian normal. Dan berangsur baik.

Selama dalam perawatan ini sungguh membuat anggota keluarganya senam jantung. Antara harap dan cemas.

Kini sudah sebulan dalam perawatan. Saat sadar ia dimintai info soal dirinya yang tak sadar sekian waktu itu. “Kau selama tak sadar apa yang kau alami, Le?” Pamannya tanya.

“Anu om, aku ketemu kawanku Bambang. Dia mengajak jalan-jalan ke tempat yang belum aku kenal. Dan aku diminta masuk. Dan aku jawab bahwa aku belum pamit ibuku. Dan aku pulang ke rumah minta izin. Dan baru sadar sudah di rumah sakit!” ujar Ardi.

“Padahal kawanya itu sudah meninggal tahun lalu, lho!” sahut tantenya.

Dan kini Ardi sudah sekolah lagi. Namun kadang karena belum 100 persen normal kadang mak nyut. Dan mereka yang ada di sekitar maklum.