Cerita horor siswi gaib di ruang ujian 3, Pada kertas ujian tertulis: ‘Aku Sudah Mati’
Kisah cerita horor siswi gaib di ruang ujian 3, Pada kertas ujian tertulis: ‘Aku Sudah Mati’
Ada salah satu siswa laki-laki yang mendekati Adam hendak mengatakan sesuatu. “Mohon maaf Pak, maaf apabila saya lancang,” jelas siswa laki-laki itu.
“Lho, kenapa?” Adam kian kebingungan.
“Maaf, dari tadi kami ingin berbicara tapi takut Bapak tersinggung. Kami dari tadi terganggu dengan perilaku Bapak.”
“Lho-lho? Apakah saya melakukan kesalahan?”
Terang siswa laki-laki tersebut dan meminta Adam untuk tidak berperilaku aneh karena dianggap mengganggu ujian.
“Iya Pak… Kami sedang ujian…” imbuh siswa-siswi lainnya.
Terkesiaplah Adam dengan penjelasan siswa-siswi tersebut. Ternyata dari tadi mereka melihat dirinya berbicara sendiri dan tidak bisa melihat siswi bernama Lia.
Adam hanya terdiam dan tidak ingin menjelaskan ataupun membela diri di depan siswa-siswa lain. Diaturlah napasnya untuk mengendalikan diri serta situasi. Adam mengangguk dan mencoba melihat keadaan.
Adam memang merasa aneh dengan Lia. Gerak-gerik dan tingkah lakunya seperti tidak wajar. Mendekatlah ke meja siswi tersebut, selain naskah soal dan lembar jawab.
Rambut-rambutnya yang rontok memenuhi meja itu. Adam menilai jika ia bertemu dengan siswi gaib. Belum selesai berpikir, ia menelan ludah dalam-dalam ketika membaca hasil tulisan di atas lembar jawab.
Aku sudah mati. Aku sudah mati. Aku sudah mati. Aku sudah mati. Tulisan di atas kertas tersebut berulang-ulang hingga menjutai seperti sebuah wacana.
Keterkejutan kembali terjadi ketika suara ketukan pintu bergemeletuk. Tok tok…
“Bapak… Saya masuk ya…?” Sapa Lia di depan pintu.
Adam langsung melihat respon siswa-siswi yang lain. Ternyata mereka juga mendegar suara pintu diketuk. Akan tetapi hal tersebut diabaikan dan kembali mengerjakan ujian.
Padahal Adam melihat wajah seram hadir yang kini rambut Lia telah habis hanya tersisa beberapa helai saja. Selain itu rembesan darah dari kepala mengalir membasahi sebagian pakaian seragamnya.
“Siapa sebenarnya sosok itu…” gumam Adam pelan.
Adam kembali melihat keadaan tetapi semua siswa tidak ada yang melihat sosok siswi perempuan tersebut.
Adam masih terpaku berdiri di samping kursinya dan semakin mendekat sosok itu kian muncul aroma tak sedap. (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *