Cerita Saat Riset Kepenulisan, Nyaris Diikuti Makhluk Gaib

Ceritanya beberapa waktu lalu, sekitar jumat pertama di Bulan April, aku memutuskan untuk melakukan riset kepenulisan ke beberapa makam tokoh yang pernah mbabat sebuah desa.

Riset kala itu aku mengajak teman indigo untuk membantuku melihat hal-hal mistis saat berada di pemakaman sakral, karena kebetulan aku menulis genre horror.

Saat berada di makam pertama, semua seperti dilancarkan. Mulai dari lokasi yang mudah ditemukan, saat pergi meminta izin ke makam tokoh yang pertama juga tak ada gangguan sama sekali. Hanya saja di makam ini kata teman indigo ada 3 sosok kakek tua yang ukuran tubuhnya sekitar 5 meter lebih untuk menjaga makam tokoh tersebut.

Nah, hal mistis justru terjadi saat di makam kedua ini karena lokasinya yang terpencil, berada di daerah pekarangan yang jarang dibersihkan. Beberapa hal mistis diantaranya:

Tempatnya berada di sebuah pekarangan yang jarang dibersihkan.
Lokasi makam kedua ini agak sulit ditemukan karena berada di gang kecil belakang rumah warga. Pemakamannya juga berada di daerah pekarangan yang rimbun pohon bambu, pohon pisang, dan semak belukar, bahkan ada pohon tumbang yang belum dibersihkan.

Ada bentuk nisan yang aneh, bukan pipih tapi memanjang seperti tongkat.
Padahal makam tokoh desa yang harus kudatangi berada di cungkup lawas di bagian barat, tapi justru aku tertarik  dengan makam yang memiliki nisan berbeda. Seperti tombak berwarna hijau tosca. Konon katanya makam tersebut memiliki rajah milik pejuang kemerdekaan di masa lalu.

Pohon tumbang jadi saksi penghalang masuk ke makam
Awalnya aku sempat ingin masuk ke makam tokoh desa yang jaraknya 5 meter dari pohon tumbang yang menutup jalan masuk ke makam. Namun, teman indigo mengingatkan agar aku mengurungkan niat memasuki pemakaman karena sebenarnya ada sosok makhluk besar yang melarang masuk.

Karena aku tak bisa melihat hal-hal gaib, aku hanya mengikuti sarannya meski dalam hati sebenarnya ingin masuk. Tapi katanya jika aku memaksa, nantinya diikuti dan bahkan bisa membuat kita celaka dalam perjalanan.

Tiga hal tersebut membuatku sempat ingin mengurungkan niat untuk tidak melanjutkan ke makam ke tiga. Namun aku menyakinkan diri sendiri kalau riset kepenulisan harus diselesaikan hari itu juga apapun yang terjadi.