
Pasar Gaib Kedung Padas Sudah Sepi, Mungkinkah Makhluk Halus Juga Ikut Tren Suka Belanja Online?
Kumpulan cerita horor dan mistis pasar gaib Kedung Padas belakangan tampak sepi tidak seramai zaman dulu.
Apakah mungkin makhluk halus sekarang ikut-ikutan tren zaman sekarang dengan belanja online?
Kisah ini berawal dari rumah pamanku di kampung yng letaaknya berdekatan dengan sungai.
Tepat di belakang rumah ada palung atau kedung, bagian sungai yang dalam.
Tanah di sekitar kedung itu hampir semua berbatu padas, sehingga warga menyebutnya dengan nama Kedung Padas.
Aku mendengar cerita pamanku ketika suatu kali aku menginap di rumahnya.
Kata pamanku, sejak ia menikah dengan bibiku dan menempati rumah itu, ia mengalami peristiwa yang cukup membuat merinding saat diceritakannya ulang.
Katanya, seringkali pada malam pasaran tertentu, aku lupa pamanku pernah menyebutkan nama pasaran jawa,
saat tengah malam atau mendekati jam dua belas, saat terbangun ia mendengar suara riuh sekali.
Ketika didengarkan dengan saksama, didapatinya suara riuh itu bersumber dari arah Kedung Padas.
“Suaranya seperti suara orang tawar-menawar di pasar, ramai dan tidak jelas apa yang dikatakan,” kata pamanku.
Paman pernah bertanya pada bibiku, apa dia juga mendengarnya.
Bibi bilang, sejak dulu saat ia masih kecil suara seperti itu sudah ada.
Menurut bibiku, ayah-ibunya pernah berkisah bahwa di Kedung Padas itu diyakini ada pasar gaib, di mana yang melakukan jual-beli adalah para makhluk halus di sekitar kedung.
“Tidak apa-apa, mereka tidak mengganggu, abaikan saja,” begitu bibiku menirukan ucapan orang tuanya dulu.
Mendengar cerita itu, aku jadi agak takut juga.
Untung saja pada saat aku menginap di rumah paman waktu itu, bukan hari pasaran seperti yang disebut pamanku.
Kata pamanku, sudah cukup lama suara gaib itu tidak lagi ia dengar, tapi hanya sekali waktu dan tidak seramai dulu.
“Mungkin mereka pindah pasar lain yang lebih lengkap barang dagangannya,” kata paman menduga-duga.
“Atau mungkin sekarang ikut tren manusia juga kali, Paman. Mereka pindah ke belanja online,” kataku dengan nada bercanda.
Paman hanya tertawa, entah paham atau tidak akan apa yang aku candakan. (Seperti dikisahkan Wakhid Syamsudin di Koran Merapi) *